Lilypie Expecting a baby Ticker

Friday, February 23, 2007

Pudarnya Pesona Cleopatra


Habiburrahman El Shirazy

Republika


Saya baca buku ini terinspirasi seorang teman A yg sedang kesal dengan teman B. Begini cerita awalnya :

Teman B yg alim itu, kok bisa-bisanya menemukan calon istri yg sekedar cantik, padahal dari penilaian orang-orang sekitarnya adalah wanita yg genit, teman bergaulnya kebanyakan para pria, malah dalam salah satu testimonialnya di friendster dikatakan menyatakan "kangen pada pijetan-pijetan mas A". Memang pernah terlihat fotonya menggunakan kerudung lebar, tapi sekarang sudah tidak lagi. Memang keluarganya ada yg salafy, tapi dia bukan. Ketika diminta untuk menjauhi pergaulan yg sedemikian, jawabannya adalah "Temanku rata-rata cowo, aku gak punya banyak teman cewe, gimana dong?" Teman B yg begitu sinisnya pada kata pacaran, tiba-tiba dalam sekejapan mata berubah menjadi pelaku utama pacaran. Ikhtilat? Udah lupa tuh. Malah jadi sering anter jemput, berbajaj berdua? Astaghfirulloh. Bagaimana dengan kata-katanya bahwa perempuan yg seperti itu adalah sama dengan kaleng penyok? Ketika ditanya kenapa milihnya yg itu, apakah karena kecantikan semata? Dikatakan, "Saya memang cari istri yg cantik kok."

Saya pribadi lebih percaya bahwa mengubah seseorang setelah menikahinya, hanyalah angan-angan belaka. Kalau kita mau menikah dengan seseorang, kita benar-benar harus menerima dia apa adanya. Kalau kita mengharap dia dapat berubah suatu saat nanti, maka kita dalam bahaya besar...

Well, teman A kemudian mendapati buku Pudarnya Pesona Cleopatra. Yang mengisahkan tentang seorang suami yg memiliki istri "berwajah biasa" dalam kalkulator kecantikannya, namun sudah cukup cantik bagi orang-orang lain. Istri yg sholehah, yg rajin beribadah, sholat malam dan muroja'ah hapalan Qur'an. Istri yg penuh dedikasi dalam melayani suami. Namun suaminya tidak bisa merasa senang padanya, karena dia tidak memiliki wajah secantik Cleopatra. Cerita seorang teman tentang bagaimana kejam perlakuan istrinya yg Cleopatra look membuatnya membuka mata dan hati untuk sang istri. Kesadaran bahwa kecantikan bukan segala-galanya datang begitu terlambat, saat maut sudah memisahkan mereka.

Cerita yg begitu mengharukan. Teman A tetap berharap, agar teman B tidak mengalami kenyataan yg sama tentang Cleopatra.

"Wanita itu dinikahi karena empat hal : karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita yang taat beragama niscaya kamu beruntung" (H.R Bukhari)

1 comment:

Admin said...

Betul Mas....
Kapan2 singgah kesini irwandiaz.co.cc