Lilypie Expecting a baby Ticker

Wednesday, December 05, 2007

Ketika Cinta Bertasbih (Episode 2)

Baru baca sampai halaman 116, selama perjalanan Pakuan ke Bogor semalam. Suami bilang, temennya selesai baca novel ini dalam 8 jam saja (halaah orang lajang iya lah).

Eniwei, jangan deh baca buku ini di area publik, kalo punya hati yg sedihan, kaya saya ini. Soalnya ada bagian dari buku ini yg mengingatkan akan betapa saya kurang berbakti sama mamah, dan mulai berkaca-kaca.

Lagi-lagi buku ini mengajarkan sesuatu tentang anak. Kali ini soal kehidupan ekonomi keluarga yg sulit, dan menitipkan anak pada kerabat. Menitipkan anak tanpa keterbukaan dan komunikasi bisa berakibat fatal! Sungguh! Baca di sini deh. Saya jadi teringat cerita alm bapa soal kakak sulungnya, yg jadi pendiam sejak dititipkan ke sodaranya ketika lepas SMP (jaman Belanda dulu apa ya namanya?). Kakaknya sepertinya merasa dibuang. Buat anak, susah senang, lebih baik bareng ibu bapak sepertinya, walaupun ibu bapak mungkin merasa benar karena dengan menitipkan anaknya ke orang yg lebih baik ekonominya, anaknya akan terjamin hidupnya. Tapi buat anak, jaminan hidup enak dan sekolah tinggi kadang tidak membahagiakan kalau harus jauh dari orang tua... Semoga saja, saya tidak perlu sampai menitipkan Auliya ke orang lain. Semoga saja Alloh tetap melimpahkan rejekiNya untuk kami sekeluarga, agar bisa tetap bersama, dalam susah maupun senang. Kalaupun terpaksa dititipkan, harus dipilih keluarga yg tidak saja mampu secara finansial, tapi juga baik imannya.

Well, mau nerusin baca lagi sebelum update hal lain.

Saturday, December 01, 2007

Buku Resep












Ini sebagian buku baru buat belajar buat cake... hehehe
Masih ada beberapa buku laen, tapi blm sempet difoto

Vienna Blood

Penerbit Qanita

Buku kedua Frank Tallis terbitan Qanita ini, menceritakan tentang pembunuhan berantai yg diawali dengan pembunuhan terhadap mahluk kesayangan Kaisar di Wina.

Lagi-lagi, Liebermann, Rheinhardt dan Amelia bergabung untuk menyelesaikan masalah yg awalnya terasa sulit untuk dihubungkan dan dicari motifnya. Namun sebuah karya Mozart mengungkap lebih banyak tentang apa yg sedang dilakukan sang pembunuh.

Berbeda dengan buku pertama, di buku kali ini korban-korbannya lebih menyeramkan kondisinya, membuat perut mual dan tidak bagus untuk dijadikan teman makan cemilan!

Mr Monk Goes To Firehouse

Penerbit Dastan

Mr Adrian Monk, seorang detektif yg ahli, mengingatkan kita pada Sherlock Holmes yg bisa mengambil deduksi dari sekilas pengelihatan akan sesuatu atau seseorang atau suatu kondisi, memiliki obsesi berlebihan tentang kebersihan dan keteraturan, melebihi Hercule Poirot!

Baca buku ini geregetan sendiri sama Mr Monk, ada ya orang seobsesif ini akan kebersihan dan keteraturan! Gak pandang bulu lagi. Bahkan orang yg sudah membantunya lepas dari masalah tempat tinggal ketika "rumahnya" disemprot anti rayap saja, tidak luput dari obsesinya. Barang-barang rumah tangga milik Natalie, "asisten" Monk, banyak yg dibuang karena tidak simetris, tidak cocok, kurang bersih, dan sebagainya (walaupun Natalie senang karena mendapatkan barang baru dari Mr Monk sebagai "ganti rugi" atas aksinya yg keterlaluan itu!)

Kasus dalam novel yg diangkat dari serial TV berjudul sama ini berawal dari kematian anjing milik seorang pemadam kebakaran. Pembunuhan seekor anjing ternyata melibatkan banyak hal lain yg terjadi kemudian.

A Death In Vienna

Penerbit Qanita

Karya Frank Tallis, dengan seri The Liebermann Papers. Tokoh utama dalam novel yg bertajuk thriller psikoanalisis ini adalah dr Liebermann, seorang psikoanalis murid dari Freud, yg begitu pintar menganalisa segala hal dari sisi psikologis. Dengan kemampuan hipnosisnya, dia bisa menyembuhkan pasien yg terganggu jiwanya tanpa harus menggunakan peralatan berbahaya seperti lempengan listrik kejut.

dr Liebermann memiliki sahabat seorang inspektur detektif, Rheinhardt, yg meminta bantuannya untuk memecahkan sebuah kasus pembunuhan cenayang bernama Lotte, yg dibunuh dalam ruang tertutup dengan senjata yg tidak ditemukan!

Kegemaran Liebermann terhadap musik klasik mengingatkan kita pada Sherlock Holmes, dan setting novel ini juga mengambil waktu di mana transportasi masih bergantung pada kereta kuda.

Bahkan seorang ahli psikoanalis pun bisa memiliki konflik batin, demikian juga dengan Liebermann ketika dia bertemu dengan Miss Amelia, yg membuatnya bimbang apakah keputusannya melamar sang kekasih, Clara Weiss, adalah keputusan yg benar.

Ada juga tokoh dr Mathias, ahli otopsi yg eksentrik, yg begitu menghormati jasad-jasad yg berada di meja otopsinya.

Bagaimana Lotte dibunuh? Dan siapa pembunuhnya? Dengan psikoanalisis dan keahlian seorang cucu ahli darah, semuanya bisa dijawab.

Parenting Books...

Ada dua buku baru yg tak beli... Lebih karena penasaran hehehe
Yang satu ditulis oleh orang India, satunya orang Indonesia.
The Art of Successful Parenting lebih mengarah pada pembentukan karakter anak, sedangkan Membesarkan Bayi jadi Anak Pintar mencakup aspek gizi bagi bayi dan balita, penyakitnya, perkembangan kognitif dll... Cuma ada beberapa item dalam penanganan demam yg berlawanan sama SEHAT, misalnya pemakaian alkohol untuk membalur badan.

Friday, October 26, 2007

Nighttime is My Time


Buku terbaru dari Mary Higgins Clark, nemu hasil chatting sama Ulie. Ceritanya tentang ancaman psikopat, anggota alumni Stonecroft, yang memiliki dendam terhadap teman-teman wanita seangkatannya, dan menemukan kesenangan tidak sengaja dari membunuh - kesenangan akan kekuatan untuk menentukan hidup mati seseorang.

Happy ending strory always MHC mah... Tapi buat yg senang menduga siapa sih si dalang, MHC memberikan beberapa perangkap yg bisa membawa kita ke praduga yg keliru.

The Owl, begitu si psikopat selalu ingin disebut, dan dia tidak senang nama aslinya disebut oleh para korban. Dia senang melihat tatap ketakutan dari para korbannya, dan menikmati saat-saat berhasil menaklukan sang korban. Korban tak berdosa pun jatuh untuk memuaskan nafsunya.

Temukan siapa The Owl...

Tuesday, October 16, 2007

Terjemah Tuhfatus Saniyah

Ash Shaf Media
Muhammad Muhyidin Abdul Hamid

Ketika Ramadhan tiba, saya sering berpacu dengan waktu untuk mengkhatamkan Qur'an, jadi terkadang saya membacanya tanpa memperhatikan terjemahnya, lempeng saja. Ketika awal menikah, kami langsung berhadapan dengan Ramadhan, dan mulai dari situlah saya mengingat baik pertanyaan suami saya yg memacu saya untuk belajar Nahwu dan memperbanyak kosa kata bahasa Arab. Kira-kira waktu itu suami saya bertanya, "Emang ngerti ya apa yg dibaca itu?" karena melihat saya hanya memegang Al-Qur'an tanpa "ditemani" terjemahnya. Suami pun memberi contoh di kemudian waktu untuk membaca Qur'an seayat demi seayat sambil diresapi makna ayatnya (belum sampai mencari asbabun nuzulnya). Weh, susah juga ya kalo kita tergantung pada terjemahan? Enak rasanya kalau kita bisa membaca Qur'an dan mengerti benar apa yg kita baca. Sulitkah?
"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?" (QS. Al-Qamar : 17, 22, 32 dan 40)
Kemudian ada jalan berupa pengajian di kantor yg salah satunya mengajarkan Nahwu Sorof, namun kalau mengikuti itu saja rasanya lambat sekali. Jadi saya mulai mencari alternatif buku-buku yg bisa membantu saya. Pertama saya baca tentang buku Tuhfatus Saniyah ini di iklan pada buku Ahkamul Janaiz. Ternyata saya harus menunggu lebih dari setengah tahun sampai buku ini akhirnya selesai dicetak. Sebelum buku ini terbit dalam edisi bhs Indonesia, saya sempat membeli buku Terjemah dan Matan Muqadimah Al Ajurrumiyyah dari Abu Abdillah Muhammad Ash Shanhaji. Sayangnya buku ini benar-benar singkat, hanya menerjemahkan saja.
Di buku Terjemah Tuhfatus Saniyah, akan didapati penjelasan yg lebih lengkap tentang ilmu nahwu, ada contoh penerapannya, dan ada latihannya, yg akan membantu kita untuk lebih memahami bagaimana membedakan isim, fi'il, harf, i'rob, dll...
Cuma yaaa perlu bersabar membaca dan belajarnya, dan harus dibarengi juga dengan "berguru" pada ahlinya kalau tidak mau tersesat oleh pemahaman yg salah. Saling melengkapi lah...
Bismillah, semoga dengan proses belajar ini kita bisa lebih memahami kitab suci Al-Qur'an, sehingga khatamnya kita membaca Qur'an juga dibarengi dengan pemahaman kita yg lebih baik tentang ajaran Alloh di dalamnya.

(Foto diambil dari http://www.al-ilmu.com/)

Ilmu Waris


Syaikh Ibnu 'Utsaimin
Penerbit : Ash Shaf Media

Dalam buku ini dipaparkan metode yang termudah dalam membagi harta warisan (ilmu faraidh), tentunya sesuai hukum Alloh, bukan dengan hitungan manusia, tapi dengan hitungan Alloh. Dipaparkan apa sebab hukum waris, syaratnya, penghalangnya, siapa-siapa saja yg berhak untuk mendapatkan waris, berapa bagian untuk tiap-tiap ahli waris yg telah ditentukan, dan bagian sisa serta mereka yg mendapatkannya.

Menyambut Si Buah Hati


Salim Rasyid As Sibli & Muh Khalifah M R
Penerbit : Ash Shaf Media

Waktu Auliya masih dalam proses perkembangan dalam rahim, saya sudah pernah membeli buku sejenis, Menanti Buah Hati dan Hadiah untuk Yang Dinanti oleh Abdul Hakim Bin Amir Abdat. Namun masih merasa perlu untuk membaca buku lain, siapa tahu ada pencerahan, terutama dari sisi dalil yg lebih rajih.

Dalam buku ini Insyaalloh dapat dibaca "panduan" lengkap bagi orangtua yang hendak memiliki anak, tentang apa yang Alloh syari'atkan di antara hukum-hukum dan sunnah-sunnah (ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam) yang ada pada hari-hari awal kelahiran anak, untuk menghindarkan kita dari perbuatan bid'ah yg sudah semakin merajalela dan dianggap benar oleh sebagian besar umat Islam.

Tabarruj, Dosa yang Dianggap Biasa


Asy Syaikh Abdul Aziz bin Baz
Penerbit : Pustaka Al Haura


"Dan tetaplah kalian tinggal di rumah kalian, dan jangan bertabarruj seperti tabarrujnya orang-orang jahiliyah yang dahulu, dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan taatilah Alloh dan Rasul-Nya" (QS Al Ahzab 33)

"Dua golongan dari penduduk neraka yang aku belum pernah melihatnya, yaitu suatu kaum yang memegang cemeti seperti ekor-ekor sapi untuk memukul manusia dan wanita yang berpakaian tetapi seperti telanjang, mereka berlenggak-lenggok, kepala-kepala mereka seperti punuk unta yang miring, mereka ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan wanginya surga" (HR Ahmad dan Muslim)

Monday, June 25, 2007

Manasik Haji Dan Umrah











(Foto dari al-ilmu)
Judul Asli : Manasikul Hajji wal 'Umrah fil Kitab was Sunnah wa Atsarus Salafi
Penulis : Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
Penerbitan Asli : Maktabah Al-Ma'arif, Riyadh
Penerjemah : Abu 'Abdillah Muhammad Afifuddin As-Sidawi dan Abu 'Abdillah Sa'ad Al-Jundi
Cetakan : Kedua, Sya'ban 1427 H/Agustus 2006 M
Penerbit : Pustaka Sumayyah


Buku ini bila digabungkan dengan majalah Asy-Syariah edisi Haji Mabrur (lupa edisi no berapanya) bisa menjadi pengantar bagi Anda yg mau berhaji.

Seperti halnya buku-buku Syaikh Al-Albani yg lain, apa yg disajikan adalah hal-hal yg sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan As-Sunnah, bersumber dari hadits-hadits yg shahih dan hasan, bukan dari hadits yg dhaif, ataupun hanya sekedar mengikuti kebiasaan umum, dan amalan yg baik, namun tidak ada contohnya dari Rasululloh sehingga menjadi bid'ah yg sifatnya tertolak.

Dalam buku ini, kita akan menemukan hal-hal yg harus dilakukan dan dihindari selama berhaji dan berumrah. Kapan kita melakukan haji tammatu, kapan haji ifrad atau qiran. Dan apa saja hal yg termasuk dalam bid'ah haji dan umrah.

Thursday, June 21, 2007

Bagaimana Kita Memahami Al-Qur'an












(foto dari al-ilmu)
Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
Asy Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu

Ketika kita membaca Al-Qur'an, sejauh mana kita sudah memahami isinya? Apakah kita hanya sekedar bisa membacanya dengan tartil? Apakah kita sekedar hafal surah-surah dan artinya? Kalau kita hanya sekedar membaca dan menghafal, sejauh mana kita bisa mengamalkan perintah Alloh dan menjalankan Islam secara kaffah? Pun kalau kita sudah mengerti, sudah sejauh mana kita mengamalkannya dalam kehidupan?

Sebagai "pendahuluan" untuk mengamalkan Al-Qur'an, ada baiknya kita menengok isi buku ini. Buku ini bertutur tentang Al-Qur'an, terbagi atas dua bagian. Di bagian pertama mengulas mulai dari kapan diturunkan, bagaimana proses turunnya Al-Qur'an (ibtidaiyyah & asbabunnuzul, ayat-ayat Makiyah dan Madaniyah, tertib Al-Qur'an, pengumpulan dan penulisannya), dan tafsir Al-Qur'an(sumber hukumnya, para ahli tafsir dari kalangan sahabat dan tabi'in, ayat muhkam dan mutasyabih, kisah, adh dhamir). Bagian kedua masuk ke bagian memahami Al-Qur'an(menafsirkan Al-Qur'an dengan 5 cara, istinbath, nasikh mansukh, Makki dan Madani), dan arahan serta penjelasan untuk memahami makna sebagian ayat Al-Qur'an (termasuk bagaimana melafalkan ayat mutasyabih).

Sangat bahaya beramal tanpa ilmu...

Wednesday, June 20, 2007

Ahkamul Janaiz













Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
Ash-Shof Media

"Tiap-tiap yg berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kalian dikembalikan" (Al Anbiya : 35)

Kalaulah saya tidak bisa menyelenggarakan jenazah orang-orang tercinta sesuai dengan tuntunan Rasululloh SAW karena ketidaktahuan saya waktu itu, semoga saja dengan membaca buku ini saya jadi bisa. Paling tidak saya bisa berwasiat pada orang-orang terdekat saya tentang hal ini, agar mereka menyelenggarakan jenazah saya hanya dengan cara-cara yg telah dicontohkan oleh Rasululloh SAW.

Buku ini mengulas mengenai tuntunan pengurusan jenazah dan ziarah kubur. Dimulai dari perlakuan terhadap si sakit, sikap yg seharusnya dilakukan oleh orang yg sakit terutama yg sakit keras, bagaimana mentalqin orang yg sedang menghadapi maut (tidak sekedar membacakan Laa ilaha illallooh di dekat orang yg akan mati, tapi juga menuntunnya agar mengucapkan kalimat tsb), sikap yg harus dilakukan keluarga dan orang-orang yg hadir di tempat orang yg akan meninggal dan atau sudah meninggal (apa yg boleh dan haram), tanda-tanda orang yg khusnul khotimah, tata cara penyelenggaraan jenazah (memandikan, mengkafani, mengangkat dan mengantarkannya, menyolatkan jenazah, dan penguburannya), adab-adab ta'ziyah, hal-hal yg bermanfaat bagi mayit, ziarah kubur, hal-hal yg diharamkan di sekitar kubur, dan bid'ah-bid'ah seputar jenazah sebagai penutupnya.

Sungguh banyak pelajaran yg bisa diambil dari buku ini, di dalamnya terdapat hadits-hadits rujukan yg shahih, hasan, maupun yg dhaif, sehingga jelas bagi pembacanya, mana yg harus dijalankan dan mana yg tidak. Hanya tinggal pilihan, apakah akan dijalankan sesuai petunjuk Rasululloh, atau terlalu takut pada kata orang dan terlalu tunduk pada ajaran leluhur/nenek moyang.

Sunday, June 03, 2007

Rembulan Tenggelam di Wajahmu

(belum nemu gambarnya, mungkin mesti foto sendiri...)

Buku kedua dari Tere Liye yg saya baca.

Ceritanya tentang perjalanan flashback seorang pasien berumur 60 tahun, mengulang kembali lembaran-lembaran kehidupannya, yg kelam, yg sedih, yg bahagia, yg penuh rutukan pada apa yg telah ditetapkan sang kholik, dan kekaguman pada rembulan di malam hari. Dalam setiap rekaman ulang itu, dia menemukan jawaban atas pertanyaan ketidakpuasannya selama puluhan tahun. Kenyataan bahwa kehidupan seorang manusia, berakibat pada kehidupan manusia lain.

Mungkin lebih tepat dibilang novel religius daripada novel Islami. Karena dibandingkan dengan novel Habiburrahman, dalam novel ini jarang ditemui rujukan hukum Islamnya. Lebih banyak pesan moral religinya.

Satu hal yg saya ingat adalah "peringatan" dari cerita bagaimana istri sang pasien ingin meninggal dalam keridhoan suaminya, agar pintu-pintu surga dibukakan untuknya. Sungguh sudah dua tahun berlalu sejak saya menikah, dan cita-cita ini hampir terlupakan... Jazakalloh sudah mengingatkan, bang Darwis...

On The Street Where You Live














Gramedia Pustaka Utama

(gak nemu gambar versi Indonesianya, ini dapet dari googling)

Buku Mary Higgins berikutnya yg dibaca. Dan untung ini yg terakhir, karena menurut saya ini paling seru dari 3 buku yg saya baru beli. Mungkin mirip dengan Weep No More My Lady.

Di awal, sudah banyak kemiripan dengan buku yg saya baca sebelumnya, The Second Time Around. Dari mulai halaman ucapan terima kasih yg sama persis (entah udah jadi standar aja gitu ato emang gimana), nama Marty, sangkut paut dengan perusahaan farmasi, penjahat dengan nama Ned, dan profesi yg monoton.

Dari buku ini juga saya tau kalau di Amrik sana ada yg namanya komuter, para pekerja yg berangkat dan pulang kerja menggunakan kereta api selama 1,5 jam dari Spring Lake ke NY(kalo ukuran kereta Amrik kali segitu udah jauh banget ya jarak tempuhnya, wush wush wush), malah ada yg naek kapal cepat! Hiiii...

Ceritanya tentang pembunuhan berulang, yg menganut pola yg sama dengan pembunuhan yg terjadi 100 tahun lalu. Kok bisa? Yah, bisalah, ada yg bilang ini karena reinkarnasi, walaupun pakar reinkarnasinya ikut terbunuh dan menentang anggapan bahwa reinkarnasi bisa menciptakan manusia yg sama jahatnya. Namun menurut insting Emily Graham, cucu garis kedua dari keluarga Madeline, ini bukan reinkarnasi, pembunuhnya harusnya tahu secara detail proses pembunuhan dari sesuatu yg ditinggalkan si pembunuh.

Emily, seorang pengacara muda yg berbakat, baru saja pindah ke Spring Lake, setelah bercerai dari suaminya, Gary yg ternyata berniat menuntutnya untuk pembagian harta setelah ia berhasil menjual saham milik Eric, ahli IT yg menjadi sahabatnya setelah Emily memenangkan kasus untuk Eric di pengadilan, yg nilainya melonjak dan membuatnya kaya raya, sehingga bisa membeli rumah nenek moyangnya di Spring Lake.

Belum seminggu ia menempati rumah itu, tragedi penemuan kerangka di halaman belakang rumah yg tadinya akan dibangun kolam renang mengguncangnya. Kerangka wanita muda yg menggenggam kerangka jari wanita muda lain, yg tak lain adalah nenek moyangnya, Madeline, dengan perkiraan waktu kematian berjarak 100tahun! Kemudia kurang dari seminggu kemudian, mayat-mayat lain ditemukan, dalam bentuk mayat maupun jerangkong, juga dengan jarak kematian yg sama.

Seratus tahun lalu, ada 3 orang wanita muda yg mati. Nah, di abad ini, baru 2 wanita yg mati, siapa yg ketiga?! Dan siapa sih si copycat atau si reinkarnasi ini? Emily ikut menyelidiki karena tergelitik, dan dia juga menemukan dirinya sedang dikuntit, difoto, dan dikirimi foto-fotonya di berbagai tempat di dalam dan luar rumah, di samping surat yg menunjukkan foto makam hasil pembunuhan. Siapa yg menguntit? Sama kah dengan penguntit sebelumnya?

Silahkan menebaknya... Karena yg terlihat benar belum tentu demikian adanya, you gotta look deeper...

The Second Time Around










Gramedia Pustaka Utama


Buku Mary Higgins kedua yg saya baca setelah The Christmast Thief, berharap mendapatkan alur cerita yg lebih menarik. Dan, yah, ini lebih menarik.

Bercerita tentang Carley, wartawan kolom keuangan di Wall Street Weekly, yg akhirnya bergabung dengan majalah Wall Street Weekly, yg ditugaskan untuk meliput sisi lain Nick Spencer, direktur pelaksana Gen-stone, perusahaan farmasi yg tewas dalam penerbangannya ke San Juan. Jenasahnya tidak ditemukan, dan meninggalkan masalah besar bagi jandanya, dan perusahaannya. Nick seharusnya sudah berhasil menemukan vaksin anti kanker, namun ada konspirasi yg menyebabkan dia mati dan meninggalkan begitu banyak masalah keuangan, karena diduga proyek vaksin anti kankernya menemukan kegagalan.

Carley tidak sependapat dengan pandangan umum yg menyatakan Nick telah menipu banyak investor, karena dia yakin Nick bukan pribadi seperti itu. Dari pertemuannya yg hanya sekali dengan Nick, yg menikah dengan saudara tirinya, Lynn, merasa Nick orang baik. Bersama dua rekan timnya, Carley berusaha mengungkapkan kebenaran. Dan begitu banyak rahasia tersimpan dalam musibah meninggalnya Nick dan kegagalan penemuan vaksin. Mata rantai yg saling berhubungan dengan kasusnya ini, satu per satu mengalami musibah, sampai akhirnya kebenaran pun terungkap.

Agak membingungkan emang, membaca bab-babnya yg terkadang menggunakan sudut pandang "aku" ketika Carley yg bercerita, dan sudut pandang orang ketiga, ketika membicarakan orang lain. Setting tempatnya gak jauh beda dengan The Christmast Thief, masih sering menggunakan daerah Vermont.



The Chrismast Thief
















Gramedia Pustaka Utama


Buku ini mengisahkan petualangan Alvirah dan Willy, menyelamatkan harta dan nyawa Opal, teman mereka, sesama lottery winner yg malangnya menginvestasikan seluruh hasil kemenangannya di investor palsu, Packy.

Ketika Packy bebas dari hukumannya di penjara karena telah bersikap baik selama 13 tahun, dia sudah merencanakan untuk mengambil harta gelapnya yg sempat dia selamatkan dalam bentuk berlian senilai 70juta dollar, dengan bantuan dua orang teman menipu lamanya, Milo dan Benny. Berlian itu diikat di pohon pearch yg sayangnya akan segera ditebang untuk dijadikan pohon natal di Rockefeller Centre NY.

Dengan terburu-buru, ditambah kesialan karena ditemani oleh orang-orang bodoh, Packy tidak berhasil mendapatkan berliannya di pohon itu, dan harus berusaha merebut kembali berliannya dari orang yg telah lebih dulu menemukannya.

Opal berada dalam bahaya, karena rasa ingin tahunya dia pendam sendiri dan dia selidiki sendiri. Untungnya ada Alvirah dan Regan, pasangan yg cukup pintar untuk menemukan di mana berlian dan di mana Opal.

Secara alur cerita, buku ini biasa saja, tidak terlalu istimewa.


Gambar diambil dari inibuku.com


Thursday, May 24, 2007

Edensor









Bentang Pustaka
(Gambarnya diambil dari Inibuku.com)

Tulisan di belakang covernya seperti ini :
Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan. Aku ingin ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin, dan menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan. Aku ingin hidup! Ingin merasakan sari pati hidup!

Edensor adalah novel ketiga dari rangkaian tetralogi Laskar Pelangi. Ceritanya tentang masa "kuliah kedua" Ikal dan Arai (Ray and Curly... hihihi) di Sobborn, Perancis. Banyak hal baru yg mereka temui di sana. Pengalaman pertama adalah masalah birokrasi, kemudian cuaca dingin, lalu teman-teman unik dari berbagai negara dengan tingkat kepintaran beragam, cara baru mencari uang dan berkeliling Eropa sampai Afrika.

Banyak cerita yg membuat kita terharu, terbahak (misalnya dengan karma yg diterima Arai akibat kenakalan masa kecilnya), dan berdecak kagum. Ceritanya masih mengusung semangat mengejar mimpi yg menjadi kenyataan, dengan kerja keras, usaha kuat, dan iman (walaupun tidak berbau novel religius).

Satu ungkapan dalam bahasa Perancis mengingatkan saya pada novel Mallory Towers dan Saintn Claire, "Tres Bien", bagus sekali. Kata-kata yg sering digunakan oleh guru bahasa Perancis yg mengajar di kedua sekolah Inggris tersebut.

Walaupun saya agak bingung dengan time table novel ini, karena di satu sisi mengangkat kehidupan Belitong yg sepertinya terjadi berpuluh tahun lalu, di sisi lain mengidentikan dengan The Pirates of Carribean dan Anggun C Sasmi, tapi novel ini benar-benar menyenangkan untuk dibaca.



Wednesday, May 23, 2007

Hafalan Sholat Delisa











Tere Liye
Penerbit Republika


Saya membaca buku ini sambil menunggu kereta Pakuan di Gambir, dan selama perjalanan Gambir-Bogor, selama 2 hari. Dan ketika membacanya, saya harus berulang kali mendongakan kepala, menahan agar air mata tidak jatuh, dan mempermalukan diri sendiri karena diperhatikan orang segerbong.

Ceritanya benar-benar menyentuh. Mengingatkan saya betapa tidak ikhlasnya saya beribadah kepada Alloh, bila dibandingkan Delisa, anak umur 6 tahun, penduduk Lhok Nga. Dan cerita ini juga mengingatkan saya, bahwa sebagai seorang ibu, sayalah yg harus mendidik anak-anak saya, tentang agama, dan bagaimana mengendalikan mereka tetap dalam koridor aturan Alloh, selama mereka menjadi tanggung jawab saya.

Penanaman iman sejak dini, saya tangkap dari kebiasaan yg diterapkan ibu Delisa, Bu Salamah, istri dari Pak Salman. Walaupun suaminya hanya pulang tiga bulan sekali, tapi Salamah berhasil menanamkan kebiasaan beribadah pada keempat anaknya, Fatimah - si sulung, Aisyah dan Zahra - si kembar, dan Delisa si bungsu. Bangun pagi untuk sholat subuh berjamaah (wahai, seberapa sering engkau membangunkan seisi rumah untuk beribadah kepada Alloh bersama-sama?), kemudian mengajarkan Al-Qur'an pada anak-anak(wahai, sudah berapa usia mereka sekarang, sedangkan membaca Qur'an saja mereka masih terbata, apalagi menghafalnya), dan setelah itu pekerjaan berjalan seperti halnya orang lain, di sore hari, anak-anak diikutkan "kuliah tambahan" di meunasah, untuk memperbaiki bacaan sholat dan Qur'annya (wahai, seberapa banyak kita "mereview" bacaan sholat kita sudah benar atau belum, apalagi menghayati apa yg kita baca? Bahkan Delisa saja mulai menghafal do'a iftitah dg memahami bahwa kita ini HIDUP dulu baru MATI - wamahyaya wamamati).

Keimanan dari kecil, menyelamatkan Delisa dari keputusasaan akan rahmat Alloh, pun dalam harapan tipis untuk hidup setelah diterjang gelombang tsunami dan ditinggal hampir seluruh orang dalam keluarganya, kecuali sang bapak, yg sedang melaut di Kanada.

Yang saya sayangkan dari buku ini adalah redaksi doa-doa dalam hafalan sholat yg dilantunkan Delisa :
  1. Hal 13 : Doa Istiftah : "... wama yahya wama mati..." padahal setahu saya "...wamah yaya wamamati..."
  2. Hal 22 : Doa Sujud : "Subhanallah rabbiyal a'la" padahal setahu saya "Subhana rabbiyal a'la"
  3. Hal 39 : Doa duduk di antara dua sujud : "Rabbil firli...." padahal setahu saya "Rabbigh firli..."
Hal tersebut sudah saya konfirm langsung pada penulisnya via email, apakah memang ada salah edit, atau memang salah tulis, atau memang disesuaikan dengan kekanakkan Delisa, atau sebab lain. Jawabannya seperti berikut :

"Astagfirullah, salah tulis, ya? Waktu mau naik cetak pertama kali sy sudah minta teman buat edit bagian latin bahasa arabnya. Mungkin yg ini terlewat; Nanti insya Allah sy cek lagi; tentu saja alasannya bukan karena mengikuti hafalan Delisa yg masih kecil. Terima kasih banyak ya sudah diingatkan. "

Thursday, April 26, 2007

Ayat-Ayat Cinta



Habiburrahman El Shirazy
Republika

Saya lebih dulu membaca Ketika Cinta Bertasbih sebelum Ayat-Ayat Cinta. Waktu pertama kali membelinya, dan membaca cerita di awalnya, saya sempat menaruhnya kembali di dalam rak, untuk dibaca kapan-kapan, kalau tidak ada bacaan lain. Lalu saya mulai membaca karangan Kang Abik dari Cleopatra, itu pun karena ceritanya mirip dengan kisah yg real dialami teman saya. Barulah saya pikir, "Oh, saya tahu kenapa ini bisa dibilang fenomenal". Ya jarang ada pengarang Indonesia yg mengarang cerita Islami, memiliki pemahaman akan bahasa Arab yg baik, tentang adab-adab pergaulan dalam Islam, tentang hukum-hukum Islam secara umum, maupun lebih khusus. Banyak cerita Islami yg beredar, hanya mengetengahkan tentang budi baik, tanpa menggali lebih dalam tentang Islam itu sendiri. Islam yg diceritakan hanya sebatas ibadah harian, sholat, puasa, tidak pacaran, tapi belum menyentuh tentang menghapalkan Qur'an, talaaqi qiro'ati, memahami hadits, dan yg terpenting menjalankan apa yg mereka hapal, mereka pelajari, dan mereka resapi.

Andaikata lebih banyak lagi orang menulis dengan pengetahuan yg lebih dalam tentang Islam itu sendiri, yg bisa menggali semuanya, tidak hanya kulitnya saja, saya rasa bisa menggerakkan orang untuk bergaul dengan lebih syar'i, berpakaian sesuai tuntunan illahi, dan berperangai luhur bukan karena riya, tapi lebih karena memahami ajaran agamanya.

To Kill A Mockingbird



Harper Lee

Qanita

To Kill a Mockingbird karya Harper Lee telah memenangkan Pulitzer pada 1961 dan terus menjadi novel best-seller hingga kini. Novel tentang kasih sayang dan prasangka.

Saya baru sekali ini membaca buku dengan genre seperti To Kill A Mockingbird. Setting ceritanya begitu jauh di masa lampau, bahkan ayah saya pun belum lahir, tahun 1935! Bercerita tentang keluarta Atticus, dari "keluarga besar Finch", seorang pengacara di kota kecil Mycomb. Pencerita dalam buku ini adalah si kecil Scout, anak perempuan Atticus yg berumur 9 tahun. (Saya sempat mengira dia seorang anak laki-laki, karena namanya, tapi nama lengkapnya Jean Louise Finch).

Cerita mengalir mulai dari kehidupan Scout bersama kakaknya, Jem (Jeremy Atticus Finch), dan teman dekat mereka yg hanya berkunjung pada musim panas, Dill (Charles Baker Harris). Kenakalan anak-anak karena rasa ingin tahu tak berbatas aturan dan etika, dan pergaulan mereka dengan para tetangga (yg terfavorit sepertinya Miss Maudie, dan Mr Arthur "Bob" Radley).

Mereka belajar tentang hidup dari kehidupan itu sendiri. Mereka belajar bahwa prasangka dapat mengalahkan akal sehat, bahwa apa yg berlaku umum dapat dijadikan hukum yg rigid dan tidak selalu membela yg benar, bahwa kasih sayanglah yg telah mempersatukan mereka sebagai satu keluarga yg bahagia.

Atticus dalam pandangan Scout kecil adalah ayah yg terhebat. Dan dia mengetahuinya tidak dari mulut sang ayah sendiri (karena menurut sang ayah kehebatan bukan untuk dipamerkan, dan dapat menjadi senjata pembunuh), tapi dari apa yg dituturkan masyarakat sekitar. Masyarakat yg aneh, dalam pandangan Scout.

Keluarga Atticus mendapat cobaan begitu berat ketika harus membela seorang Tom, pria cacat berkulit hitam, yg kalau digosok bersih akan terlihat lebih menawan, seorang bapak tiga anak, suami dari Helen, yg akhirnya divonis bersalah atas apa yg tidak dia lakukan, dan yg akhirnya belum sempat merasakan sidang bandingnya karena keburu ditembak mati ketika dikatakan akan melarikan diri dari penjara Mycomb. Scout dan Jem sendiri hampir mati dibunuh oleh orang yg telah membunuh Tom secara tidak langsung, namun selamat dengan sedikit cacat di tangan kanan Jem, karena pertolongan orang yg begitu ingin mereka temui, Boo Radley.

Kadang kita bisa terkekeh geli karena cerita keseharian anak-anak itu yg lucu...




Ketika Cinta Bertasbih




Habiburrahman El Shirazy

Republika



Kali ini saya menulis reviewnya setelah saya membaca selesai Ayat-Ayat Cinta.
Kalau sudah pernah baca Ayat-Ayat Cinta, menurut saya cerita dalam buku ini relatif mirip dengan Ayat-Ayat Cinta. Cerita tentang pencarian cinta sejati, cinta yg syar'i, tentang perjalanan hidup pemuda yg berjalan dengan lurus, berkutat dengan ilmu agamanya, dan mengamalkannya, tidak hanya sekedar menuntut ilmunya saja.

Yang menarik perhatian saya, adalah bahwa dalam Ayat-Ayat Cinta, Kang Abik pernah memasukkan salah satu tokoh penjual tempe, dengan deskripsi yg sama dengan deskripsi Azzam dalam Ketika Cinta Bertasbih. Kemudian saya mulai berpikir, mungkin ketika dia membuat beberapa buku lagi, saya akan mendapati "rasanya saya kenal tokoh lain seperti ini di Ayat-Ayat Cinta"...

Memang dalam mengungkapkan perasaan cinta tak berbalas dari seorang wanita, agak terkesan vulgar, berani sekali. Walaupun dalam kehidupan jaman sekarang, kalaulah bukan mahasiswi Al Azhar Cairo, saya yakin perempuan-perempuan muda jaman ini berani menulis lebih vulgar dari itu.

Menurut saya, buku ini baik untuk membangun tendensi pergaulan positif. Andaikan banyak penulis buku yg menggambarkan indahnya cinta antar manusia dalam batasan yg syar'i, mungkin tidak akan saya dapati seorang anak SMP yg sedang membicarakan betapa dia cinta cowoknya, sering berantem dengan pacarnya, rebutan pacar dengan temannya, dan topik-topik ala sinetron dan chicklit roman sejenis.

Lalu saya mengingat Montinggo Busye (Alm) dalam novelnya, Fatimah Chen Chen...

Sunday, March 11, 2007

Ketika Cinta Bertasbih


foto buku dari inibuku.com

Satu lagi karya Kang Abik.


Sampai di halaman 80an, saya merasa seperti mengulang membaca Pudarnya Pesona Cleopatra. Karena sama-sama menceritakan tentang seorang pemuda yg mendambakan istri yg cantik, lalu bertemu dengan seorang bijak dengan pengalaman menikahi wanita cantik yg tidak sholehah. Pesan yg ingin disampaikan sampai di sini pun masih sama, jangan mencari istri yg sekedar cantik, tapi carilah istri sholehah.

Cerita ini pun sempat terealisasi dalam pengalaman hidup seorang teman, yg dulu mencari wanita cantik pujaan hati, tapi melupakan kadar kesholehannya, sehingga kini ia bingung, "Kenapa ya dulu aku memilihnya?" ketika bentrokan tak habis-habisnya datang silih berganti.

Cerita ini ingin sekali aku bacakan untuk seorang teman, yg setelah sekian lama hidup dalam gelimangan ilmu agama yg lurus, kemudian berbelok sedikit setelah menemukan wanita cantik...

Walaupun saya belum selesai membacanya, karena harus mencuri waktu diantara kekangenan dengan anak dan suami tercinta, tapi saya kira buku ini bagus, begitu juga prolog yg disajikan di depan, sebelum cerita dimulai...

Thursday, March 08, 2007

The Tipping Point

Ketika menunggu waktunya pulang bersama suami kemarin malam, di ruang redaksi majalahnya, saya menemukan sesuatu yg menarik dari buku The Tipping Point karangan Malcolm Gladwell. Buku itu pada intinya bercerita tentang epidemi yg membawa perubahan (yg diharapkan tentunya perubahan positif) melalui suatu titik saat di mana tercapainya masa kritis, ambang batas, atau titik pergolakan (tipping point) melalui tiga unsur, yaitu hukum tentang yg sedikit (the law of the few), faktor kelekatan (the stickness factor) dan kekuatan konteks (the power of context). Ada cerita bagaimana Sesame Street atau Blue's Clue bisa sukses, atau seorang pengarang tak dikenal membuat buku yg menjadi best seller, atau bagaimana Transit Authority New York berhasil mengatasi kenakalan para penumpang kereta api bawah tanah di daerah itu.

Sampai di sini, saya tertarik dengan bagaimana "polisi kereta" di buku itu diceritakan berhasil mengurangi tingkat kejahatan di dalam kereta, dimulai dengan memberantas para "penumpang gelap" yg naik kereta tanpa karcis, mulai dari mengakali mesin penjual karcis sampai pintu masuknya.

Yang jelas, "polisi kereta" itu tidak setengah-setengah menangani para penumpang gelap di kereta. Kepala polisi kereta menurunkan sejumlah besar pasukan untuk berjaga di pintu masuk stasiun, memeriksa mereka yg masuk (tapi mungkin di NY gak kaya di Indo ya, banyak jalan menuju kereta gratis, setjara banyak jalan tikus, bolongan di pagar pembatas stasiun, dll), dan benar-benar menahan (bahkan sampai diborgol! Gile) mereka yg kedapatan tidak membawa karcis, atau malah membawa senjata tajam! (uuuh seraaam...). Mereka yg tertangkap itu juga harus mengisi berita acara di kantor polisi! Alhasil tingkat kejahatan menurun, dan penumpang yg naik berkarcis.

Mungkin KAI perlu mencontoh ya. Setidaknya menyediakan "jumlah pasukan" yg memadai untuk mencegat segambreng penumpang kereta tak berkarcis (terutama yg naik ekonomi, apalagi yg naik ekspress), dan benar-benar menahan mereka sampai mereka membeli karcis. Karena yg terjadi sekarang ini, pemeriksaan karcis sekenanya, kalo dapet ya nasib lo, kalo gak dapet ya sudahlah. Belum lagi kalo yg gak beli karcis itu teman, sahabat, saudara, kerabat, dan derivatnya.

Ada juga cerita bagaimana seorang penulis tidak terkenal tiba-tiba bukunya menjadi bestseller...

Hmmm... asik lho bukunya buat dibaca, terutama bagi mereka yg sedang mencari pencerahan untuk buka bisnis baru seperti saya ini...

Saturday, February 24, 2007

Sang Pemimpi


Andrea Hirata
Bentang Pustaka

Kekuatan mimpi dapat membawa keberhasilan. Siapa yg tidak percaya, boleh baca buku ini.

Yang dimaksud dg mimpi bukan sekedar mimpi, tapi mimpi yg dikejar dengan usaha keras, berjuangan tiada henti. Doa tiada akhir. Keuletan dan ketabahan menghadapi kerasnya tantangan, ketiadaan, dan persaingan, pada akhirnya akan membuahkan keberhasilan.

Cerita tentang dua pemuda Belitong, Arai(anak yatim piatu) dan Ikal, yg berhasil mencapai mimpi, walaupun harus melalui alternative route yg begitu panjang. Tidak ada jalan yg begitu lurus dan mulus untuk mencapai cita-cita. Semuanya harus diperjuangkan.

Bahkan dalam kemiskinan, mereka masih berpikir untuk membantu orang yg lebih miskin lagi, dengan cara yg bijak pula, bukan memberi ikan, tapi memberi kail. Setelah kail diberikan, diajarkan bagaimana menggunakannya. Terlihat saat Arai membantu memberikan bahan untuk membuat kue, pada saudara Ikal yg sungguh miskin hingga berhutang beras pada ibu Ikal. Mereka berdua bahkan membantu menjualkan kuenya.

Mereka mau bekerja apa saja asalkan halal, untuk tetap survive. Mereka rela sedikit tidur banyak bekerja, demi menuntut ilmu di PTN terkemuka di Jakarta.

Sudahkah kita bersyukur dengan nikmat yg diberikan-Nya? Ataukah kita masih terus mengeluh, padahal ada Ikal dan Arai, yg begitu tangguh mengarungi hidup.

Laa yukallifulloohu nafsan illaa wus'aHa... (QS 2:286)

Laskar Pelangi


Andrea Hirata
Bentang Pustaka

Cerita tentang 11 anak Melayu dari Belitong, dg tokoh sentral si Ikal. Perjuangan anak-anak yg ingin sekolah, yg sekolah dg sungguh-sungguh, menghadang segala macam rintangan. Kalau dibandingkan dengan anak sekolah jaman sekarang, di mana yg terdengar hanya tawuran, MBA, cinta monyet, bagaimana menjadi trendsetter, bagaimana tampil paling keren dan gaya, bagaimana bisa mendapatkan kekasih hati, bagaimana bisa tampak paling kaya...

Memang masih banyak anak sekolah yg benar-benar berusaha mengejar cita-cita. Mungkin juga ada teman-teman Ikal lain di Jawa sini. Namun membaca Laskar Pelangi akan membuat semangat terpompa. Anak Belitong yg sengsara aja bisa berhasil, kenapa kita nggak?

Banyak hal dari pendidikan di bangku sekolah yg terabaikan. Banyak pelajar yg hanya memikirkan bagaimana mendapatkan nilai tinggi, tapi dirinya sendiri tidak bernilai. Sebagian besar pelajar bahkan tidak mengerti esensi belajar, bersekolah, menuntut ilmu, apalagi bagaimana bisa memanfaatkan ilmu untuk survive.

Kalau perlu semangat di kala jenuh untuk belajar, baca ya Laskar Pelangi. Banyak hal yg harus kita sukuri, selama kita masih bisa belajar tanpa harus memikirkan beban hidup yg begitu berat.

Friday, February 23, 2007

Pudarnya Pesona Cleopatra


Habiburrahman El Shirazy

Republika


Saya baca buku ini terinspirasi seorang teman A yg sedang kesal dengan teman B. Begini cerita awalnya :

Teman B yg alim itu, kok bisa-bisanya menemukan calon istri yg sekedar cantik, padahal dari penilaian orang-orang sekitarnya adalah wanita yg genit, teman bergaulnya kebanyakan para pria, malah dalam salah satu testimonialnya di friendster dikatakan menyatakan "kangen pada pijetan-pijetan mas A". Memang pernah terlihat fotonya menggunakan kerudung lebar, tapi sekarang sudah tidak lagi. Memang keluarganya ada yg salafy, tapi dia bukan. Ketika diminta untuk menjauhi pergaulan yg sedemikian, jawabannya adalah "Temanku rata-rata cowo, aku gak punya banyak teman cewe, gimana dong?" Teman B yg begitu sinisnya pada kata pacaran, tiba-tiba dalam sekejapan mata berubah menjadi pelaku utama pacaran. Ikhtilat? Udah lupa tuh. Malah jadi sering anter jemput, berbajaj berdua? Astaghfirulloh. Bagaimana dengan kata-katanya bahwa perempuan yg seperti itu adalah sama dengan kaleng penyok? Ketika ditanya kenapa milihnya yg itu, apakah karena kecantikan semata? Dikatakan, "Saya memang cari istri yg cantik kok."

Saya pribadi lebih percaya bahwa mengubah seseorang setelah menikahinya, hanyalah angan-angan belaka. Kalau kita mau menikah dengan seseorang, kita benar-benar harus menerima dia apa adanya. Kalau kita mengharap dia dapat berubah suatu saat nanti, maka kita dalam bahaya besar...

Well, teman A kemudian mendapati buku Pudarnya Pesona Cleopatra. Yang mengisahkan tentang seorang suami yg memiliki istri "berwajah biasa" dalam kalkulator kecantikannya, namun sudah cukup cantik bagi orang-orang lain. Istri yg sholehah, yg rajin beribadah, sholat malam dan muroja'ah hapalan Qur'an. Istri yg penuh dedikasi dalam melayani suami. Namun suaminya tidak bisa merasa senang padanya, karena dia tidak memiliki wajah secantik Cleopatra. Cerita seorang teman tentang bagaimana kejam perlakuan istrinya yg Cleopatra look membuatnya membuka mata dan hati untuk sang istri. Kesadaran bahwa kecantikan bukan segala-galanya datang begitu terlambat, saat maut sudah memisahkan mereka.

Cerita yg begitu mengharukan. Teman A tetap berharap, agar teman B tidak mengalami kenyataan yg sama tentang Cleopatra.

"Wanita itu dinikahi karena empat hal : karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita yang taat beragama niscaya kamu beruntung" (H.R Bukhari)

Are You Afraid Of The Dark?



Sidney Sheldon
Gramedia Pustaka Utama


Membaca buku ini, saya jadi teringat kondisi cuaca yg tidak menentu di Indonesia akhir-akhir ini. Pantas saja sempat tersiar kabar bahwa cuaca buruk dan tsunami yg terjadi di Indonesia adalah "keisengan" Amerika.

Dalam buku ini diceritakan bagaimana manusia yg terlalu pongah dengan otak cemerlang pemberian Tuhannya. Yang menggunakan otak cemerlangnya untuk kemaslahatan diri sendiri, dan kehancuran umat manusia. Dia menciptakan mesin "pengatur cuaca" yg dapat mengubah "suasana" cerah menjadi bencana. Dengan itu, dia mendapatkan uang hasil memeras.

Di luar itu, suspensenya cukup menegangkan... Kejar-kejaran dan tertangkap, lepas, dan membalas.


How To Become A Smart Entrepreneur and To Start A New Business

Ir Hendro MM
Andi Publisher


Saya membeli buku ini juga karena ingin memotivasi diri sendiri untuk berbisnis, tidak tergantung pada gaji. Apalagi bagi seorang wanita yg memiliki anak yg harus diurus. Kalau harus berkutat dg pekerjaan operasional yg tidak tahu waktu, tentunya akan sangat sulit untuk meluangkan banyak waktu dalam mendidik anak.

Dalam buku ini dijelaskan apa saja yg harus kita lakukan untuk menjadi pebisnis yg SMART. Pebisnis yg bisa survive di saat yang lain collaps, pebisnis yg masih bisa mengail di dalam krisis ekonomi berkepanjangan.

Tidak punya modal? Memang apa saja sih modal untuk bisnis itu? Yakin MODAL = UANG? Tidak juga. Temukan saja jenis-jenis modal dalam buku ini.

Takut berbisnis? Ada jawabannya di sini. Bagaimana kita mengatasi rasa takut itu. Menjadi pebisnis itu bisa dilakukan semua orang, karena menjadi pebisnis tidak perlu memiliki "darah bisnis", bukan pula bakat, tapi sesuatu yg bisa dipelajari. Bisnis juga tidak boleh asal nekat. Tapi harus didasarkan pada sebuah perencanaan yg jelas. Apa saja sih yg harus direncanakan?

Sila baca dibukunya ya...

11 Rahasia Memulai Bisnis Tanpa Uang

M Suyanto
Andi Publisher

Mau berbisnis, tapi tidak punya uang? Jangan khawatir, dalam buku ini Anda akan dapat jawabannya...

Saya share sedikitlah ya. Apa yg dikatakan di buku ini salah satunya sudah dijalankan oleh suami saya. Yaitu memulai usaha dari hadiah. Bagaimana caranya? Ya hadiah itu dijadikan sarana untuk memulai bisnis. Kalau suami saya misalnya mendapatkan hadiah doorprize berupa handphone, maka handphone itu bisa dia jual lagi dan uangnya dibelikan handphone lain lagi, dan begitu seterusnya, dengan mengambil keuntungan minimal. Atau bisa juga hasil penjualan handphone itu dikumpulkan untuk digunakan membuka usaha lain.

Masih ada 10 cara lain untuk membuka usaha tanpa uang.

Saya membeli buku ini dengan maksud memberi "semangat" bagi diri sendiri dan suami untuk membuka bisnis, dan keluar dari comfort zone.

Blink


Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir
Malcolm Gladwell
Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ke-5 Agustus 2006

Buku ini menarik buat saya sejak pertama saya lihat terpajang di situs Inibuku. Setelah membaca sebagian isi bukunya, ternyata saya membeli buku ini juga berdasarkan blink - snap judgment.

Dulu saya suka heran dengan teman saya, penggila buku nomer wahid, yang bisa memilih buku hanya karena membaca judulnya sekilas. Walaupun kemudian dia membaca resensi di belakang buku itu, tapi di awalnya dia hanya membaca judulnya saja, tertarik, dan memutuskan untuk mengambilnya dari lemari pajang. Dan buku yg dia ambil itu ternyata memang menarik, minimal terbukti akhirnya menjadi bahan perbincangan banyak orang.

Dalam Blink, juga demikian. Penulis ingin mengetengahkan bahwa penilaian yg akurat melalui sekumpulan data penunjang yg lengkap terkadang akan memberikan hasil yg sama dengan penilaian melalui snap judgment atau thin slicing. Bahkan terkadang snap judgement dapat memberikan hasil yg lebih baik/benar. Contohnya adalah pada saat pembelian kouros (benda seni berbentuk pahatan pemuda telanjang) di mana pihak pembeli sudah mengadakan riset panjang selama 14 tentang keasliannya dan kouros itu dinyatakan asli, padahal di akhirnya diketahui bahwa itu adalah palsu, demikian juga dengan surat-surat yg menyatakan keasliannya. Bagaimana orang pertama yg mengatakan kouros itu palsu mengetahui kepalsuannya? Hanya karena ketika melihat kouros itu untuk pertama kali, dia merasakan "fresh", artinya kouros yg mestinya berumur puluhan tahun itu terlihat seperti barang baru!

Ada juga beberapa kisah lain, misalnya seorang psikolog yg bisa menentukan apakah pasangan suami istri akan bercerai cepat atau akan langgeng, seorang penjual mobil yg bisa menilai apa yg dimaui oleh pelanggan yg datang ke kantornya, seorang pelatih tenis yg bisa mengatakan akan terjadi double fault saat melihat ayunan tangan pemain saat melakukan service.

Dikatakan pula bagaimana "alam bawah sadar" manusia dapat memberikan "dampak" tidak langsung pada perilaku kita. Misalnya saat kita menonton film tentang Malcom X, kita akan lebih mudah mengisi tes IAT Ras sesuai kolom pada bagian Kulit Putih dan Buruk - Kulit Hitam dan Baik, yg bagi sebagian besar orang berkulit putih sulit untuk mengasosiasikan kata baik dengan kulit hitam.

Kita bisa melatih apa yg dikatakan penulis sebagai komputer internal. Sehingga dengan sekejap kita bisa memberikan penilaian yg tepat akan segala sesuatu di sekitar kita. Hal yg tentunya akan sangat membantu dalam menjalankan bisnis, sehingga kita bisa menjadi sukses.

Mau tau lebih jauh tentang mengasah kemampuan snap judgement? Sila beli bukunya...